Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan
atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda
pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu
pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan
metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh
dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan
bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti
informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain
itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara
mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada
orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam
memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih
sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan
personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan
sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang
personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas,
dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
Dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan ,
sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum.
Personal Hygiene berasal dari
bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan
psikis.
Fisiologi Kulit
Sistem integumen
terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti
kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisanepidermis yang
terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel
ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh
darah.
Lapisan kedua
adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf
folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea yang
menghasilkan minyak yang disebut sebun yang berfungsi
meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen yang
terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.
Fungsi Kulit :
- Proteksi tubuh
- Pengaturan temperatur tubuh
- Pengeluaran pembuangan air
- Sensasi dari stimulus lingkungan
- Membantu keseimbangan carian da eletrolit
- Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D
Macam-macam
Personal Hygiene
- Perawatan kulit kepala dan rambut
- Perawatan mata
- Perawatan hidung
- Perawatan telingga
- Perawatan kuku kaki dan tangan
- Perawatan genetalia
- Perawatan kulit seruruh tubuh
- Perawatan tubuh secara keseluruhan
Tujuan Personal
Hygiene
- Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
- Memelihara kebersihan diri seseorang
- Memperbaiki personal hyiene yang
kurang
- Mencagah penyakit
- Menciptakan keindahan
- Meningkatkan rasa percaya diri
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal
Hygiene
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
3. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat
penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu
maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan
lain-lain.
Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene
- Kondisi
fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
2. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
3. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar